Laman

Rabu, 29 Maret 2017

Tugas Geologi Dasar
Sifat-sifat dan Kegunaan Mineral






Disusun Oleh :
Briyan Ibnu Husna (D1101141031)



Prodi Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik
Universitas Tanjungpura
Pontianak


Pembahasan
A. Pengertian Mineral

            Mineral adalah suatu zat berbentuk padat yang terbentuk secara alamiah dengan     komposisi kimia tertentu yang memiliki atom yang teratur, dan bersifat anorganik. Mineral 
     termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai dengan silikat yang
     memiliki susunan sangat kompleks dengan ribuan bentuk mineral yang diketahui.

            Semua mineral mempunyai susunan kimiawi tertentu dan  penyusun atom-atom yang  
     beraturan, maka setiap jenis mineral mempunyai sifat-sifat fisik/kimia tersendiri. Dengan
     mengenal sifat-sifat tersebut maka setiap jenis mineral dapat dikenal, sekaligus kita
     mengetahui susunan kimiawinya dalam batas-batas tertentu (Graha,1987).



B. Sifat-sifat Fisik Mineral

            Penamaan mineral dapat ditentukan dengan membandungkan sifat fisiknya dengan
     mineral lain. Sifat-sifat fisiknya meliputi: warna, cerat, kilap, kekerasan bentuk kristal,
     belahan, pecahan, berat jenis, sifat dalam, diaphanety dan special properties.
1.      Warna
                     Warna adalah yang ditampilkan dan dapat terlihat dipermukaan mineral oleh
              mata telanjang. Warna biasanya lebih bersifat umum daripada menunjuk yang
              spesifik.
                        Pada umumnya warna mineral ditimbulkan karena penyerapan beberapa jenis
               panjang gelombang yang membentuk cahaya putih, jadi warna itu timbul sebagai
              hasil dari cahaya putih yang dikurangi oleh beberapa panjang gelombang yang
              terserap.
                        Mineral berwarna gelap adalah mineral yang secara merata dapat menyerap
              seluruh panjang gelombang pembentuk cahaya putih.
                        Mineral-mineral yang mempunyai warna-warna tetap dan tertentu
              disebut Idiochromatic, sedangkan mineral yang mempunyai warna yang dapat
              berubah-ubah disebut Allochromatic.
Warna
Contoh
Kuning
Belerang (S)
Emas
Pirit (FeS2), Kalkopirit (CuFeS2), Emas (Au)
Hijau
Klorit ((MGFe)5Al(AlSiO3O10)(OH)), Malasit (Cu2Co3(OH)2)
Biru
Azurit (2CuCo3 Cu(OH0)2), Beril (B3Al2 (Si6O18))
Merah
JasperHematit (Fe2O3)
Cokelat
GarnetLimonite (Fe2O3)
Abu-abu
Gelena (PbS)
Hitam
Biotit (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)), Grafit (C), Augit
Putih
Kaolin (Al3O3.2SiO2.2H2O), Gypsu (CaSO4.2H2O)
              Adapun faktor-faktor yang menimbulkan warna dalam mineral antara lain :
    Ø  Komposisi Kimia
Contoh : warna biru dan hijau pada mineral-mineral Copper sekunder.
    Ø  Struktur Kristal dan Ikatan Atom
Contoh : Polymorph dari Carbon : Intan tidak berwarna dan transparan sedangkan Graphite berwarna hitam dan opaque.
   Ø  Polymorph adalah suatu unsur atau senyawa yang dapat membentuk lebih dari satu susunan atom. Tiap-tiap susunan mempunyai sifat-sifat fisik dan struktur kristal yang berbeda. Jadi atom-atom/ion-ion disusun secara berbeda dalam polymorph yang berbeda untuk zat yang sama. (bentuk lain, rumus kimia analog)
   Ø  Pengotoran Mineral


      2.      Kilap
                        Kilap adalah penampakan atau cahaya yang dipantulkan saat mineral terkena
              cahaya. Secara garis besar, kilap dibedakan dengan:
Ø    Kilap Logam (Metallic Luster), Mineral-mineral yang dapat menyerap pancaran secara kuat, disebabkan oleh sifat opaque atau hampir opaque walaupun mineral-mineral ini terbentuk sebagai fragmen-fragmen yang tipis. Mineral-mineral ini mempunyai indeks bias sebesar 3 ke atas. Mineral tersebut memiliki kilapan seperti logam. Contoh: Galena, Pirit, Magnetite, Kalkopirit, Granite, Hematite.
Ø    Kilap Non Logam (Non-Metallic Luster), terbagi atas :
Ø    Kilap Intan (Adamantine Luster), kilapannya cemerlang seperti intan.
Ø    Kilap Kaca (Viteorus Luster), misalnya kilapan pada kuarsa dan kalsit.
Ø    Kilap Sutera (Silky Luster), kilapannya menyerupai sutera. Biasanya terdapat pada mineral yang mempunyai struktur serat seperti asbes, alkanolit, dan gypsum.
Ø    Kilap Damar (Resinous Luster), kilapannya menyerupai damar seperti pada sphalerite.
Ø    Kilap Mutiara (Pearly Luster), kilapannya seperti lemak atau sabun, misalnya serpentin, opal, nepelin.
Ø    Kilap Tanah (Earthy Luster), kilapannya seperti tanah lempung, misalnya kaolinite, bauxit dan limonite.

3.      Cerat/Goresan (Streak)
            Cerat merupakan warna asli dari mineral apabila mineral tersebut ditumbuk sampai halus. Cerat ini dapat lebih dipertanggungjawabkan karena stabil dan penting untuk membedakan 2 mineral yang warnanya sama tetapi goresnya berbeda. Cerat ini diperoleh dengan cara menggoreskan mineral pada permukaan keping porselin, tetapi apabila mineral mempunyai kekerasasn lebih dari 6, maka dapat dicari dengan cara menumbuk sampai halus menjadi berupa tepung.
Mineral yang berwarna terang biasanya mempunyai gores berwarna putih.
Contoh : 
– Quartz            = putih / tak berwarna
- Gypsum          = putih / tak berwarna
- Calcite            = tak berwarna
                        Mineral bukan logam ( non metalic mineral ) dan berwarna gelap akan  memberikan gores yang lebh terang daripada warna mineralnya sendiri.
      Contoh :     
       – Leucite          = warna abu-abu / gores hitam.
- Dolomite        = warna kuning sampai merah jambu / gores putih
                        Mineral yang mempunyai kilap metallic kadang-kadang mempunyai warna gores yang lebih gelap dari warna mineralnya sendiri.
      Contoh :     
       – Pyrite            = warna kuning loyang / gores hitam
- Copper          = warna merah tembaga / gores hitam
- Hematite       = warna abu-abu kehitaman / gores merah
            Pada beberapa mineral, warna dan gores sering menunjukkan warna yang  sama.
Contoh :       
– Cinnabar       = warna dan gores merah
- Magnetite      = warna dan gores hitam
- Azurite          = warna dan gores biru
4.      Kekerasan
                        Kekerasan adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi suatu mineral dapat membandingkan suatu mineral terentu yang dipakai sebagai kekerasan yang standard. Mineral yang mempunyai kekerasan yang lebih kecil akan mempunyai bekas dan badan mineral tersebut. Standar kekerasan yang biasa dipakai adalah skala kekerasan yang dibuat oleh Friedrich Mohs dari Jeman dan dikenal sebagai skala Mohs. Skala Mohs mempunyai 10 skala, dimulai dari skala 1 untuk mineral terlunak sampai skala 10 untuk mineral terkeras.
Skala Kekerasan Mohs
Skala Kekerasan
Mineral
Rumus Kimia
1
Talc
H2Mg3 (SiO3)4
2
Gypsum
CaSO4. 2H2O
3
Calcite
CaCO3
4
Fluorite
CaF2
5
Apatite
CaF2Ca3 (PO4)2
6
Orthoklase
K Al Si3 O8
7
Quartz
SiO2
8
Topaz
Al2SiO3O8
9
Corundum
Al2O3
10
Diamond
C
            Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas maka di bawah ini diberikan kekerasan dari alat penguji standar :
Alat Penguji
Derajat Kekerasan Mohs
Kuku manusia
2,5
Kawat Tembaga
3
Paku
5,5
Pecahan Kaca
5,5 – 6
Pisau Baja
5,5 – 6
Kikir Baja
6,5 – 7
Kuarsa
7
5.      Bentuk Kristal
                  Mineral ada yang berbentuk kristal mempunyai bentuk teratur yang dikendalikan oleh sistem kristalnya, dan ada pula yang tidak. Mineral yang membentuk kristal disebut Mineral Kristalin. Mineral kristalin sering mempunyai bangunan yang khas disebut Amorf (tidak berbentuk kristal) (Danisworo, 1994). Bentuk kristal bermacam-macam, antara lain:
Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas, misalnya:
a.    Bangun kubus                   : Galena, Pyrite.
b.    Bangun pimatik                : Piroksen, Ampibole.
c.    Bangun decahedron         : Garnet
Mineral amorf misalnya          : Chert, Flint.
Dan adapun bentuk khas dari mineral lainnya :
  • Tetragonal/Balok         : Wilfenit, Apophyllite
  • Heksagonal                 : Kalsit, Vanadinit, Kuarsa
  • Ortorombik                 : Topaz, Barit, Staurolit
  • Monoklin                     : Gypsum, Mika
  • Triklin                          : Microcline
                             

 Kristal dengan bentuk panjang dijumpai. Karena pertumbuhan kristal sering  mengalami gangguan. Kebiasaan mengkristal suatu mineral yang disesuaikan dengan kondisi sekelilingnya mengakibatkan terjadinya bentuk-bentuk kristal yang khas, baik yang berdiri sendiri maupun di dalam kelompok-kelompok. Kelompok tersebut disebut agregasi mineral dan dapat dibedakan dalam struktur sebagai berikut:
  • Struktur granular atau struktur butiran yang terdiri dari butiran-butiran mineral yang mempunyai dimensi sama, isometrik. Dalam hal ini berdasarkan ukuran butirnya dapat dibedakan menjadi kriptokristalin/penerokristalin (mineral dapat dilihat dengan mata biasa). Bila kelompok kristal berukuran butir sebesar gula pasir, disebut mempunyai sakaroidal.
  • Struktur kolom: terdiri dari prisma panjang-panjang dan ramping. Bila prisma tersebut begitu memanjang, dan halus dikatakan mempunyai struktur fibrous atau struktur berserat. Selanjutnya struktur kolom dapat dibedakan lagi menjadi: struktur jarring-jaring (retikuler), struktur bintang (stelated) dan radier.
  • Struktur Lembaran atau lameler, terdiri dari lembaran-lembaran. Bila individu-individu mineral pipih disebut struktur tabuler,contoh mika. Struktur lembaran dibedakan menjadi struktur konsentris, foliasi.
  • Sturktur imitasi : kelompok mineral mempunyai kemiripan bentuk dengan benda lain. Mineral-mineral ini dapat berdiri sendiri atau berkelompok.
                  Bentuk kristal mencerminkan  struktur dalam sehingga dapat dipergunakan untuk pemerian atau pengidentifikasian mineral (Sapiie, 2006).
6.      Belahan
                  Apabila suatu mineral mendapat tekanan yang melampaui batas elastisitas dan plastisitasnya, maka pada akhirnya mineral akan pecah. Belahan mineral akan selalu sejajar dengan bidang permukaan kristal yang rata karena belahan merupakan gambaran dari struktur dalam dari kristal. Belahan tersebut akan menghasilkan kristal menjadi bagian-bagian yang kecil, yang setiap bagian kristal dibatasi oleh bidang yang rata. Berdasarkan dari bagus atau tidaknya permukaan bidang belahannya, belahan dapat dibagi menjadi :
Ø  Sempurna ( Perfect )
Yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui arah belahannya yang merupakan bidang yang rata dan sukar pecah selain melalui bidang belahannya.
Contoh :            
– Calcite
- Muscovite
- Galena
- Halite
Ø  Baik ( Good )
Yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui bidang belahannya yang rata, tetapi dapat juga terbelah tidak melalui bidang belahannya .
Contoh :  
 – Feldspar
- Hyperstene
- Diopsite
- Rhodonite
Ø Jelas ( Distinct )
Yaitu apabila bidang belahan mineral dapat terlihat jelas, tetapi mineral tersebut sukar membelah melalui bidang belahannya dan tidak rata.
Contoh :  
– Staurolite
- Scapolite
- Hornblende
- Anglesite
- Feldspar
- Scheelite
Ø Tidak Jelas ( Indistinct )
Yaitu apabila arah belahan mineral masih terlihat, tetapi kemungkinan untuk membentuk belahan dan pecahan sama besar.
Contoh :    
 – Beryl
- Corundum
- Platina
- Gold
- Magnetite
Ø Tidak sempurna ( Imperfect )
Yaitu apabila mineral sudah tidak terlihat arah belahannya, dan mineral akan pecah dengan permukaan yang tidak rata.
Contoh :    
– Apatite
- Cassiterite
- Native sulphur
Belahan adalah kecenderungan suatu mineral untuk mengalami disintegrasi sepanjang bidang lemahnya. Belahan dapat dibagi menjadi:
·         1 arah: Mika, Muskovit
·         2 arah: Feldspar, Amphibole
·         3 arah: Halit, Kalsit
·         4 arah: Flourit
·          
7.      Pecahan
                              Pecahan adalah kecenderungan suatu mineral mengalami disintegrasi tidak pada titik lemahnya. Pecahan dapat dibagi menjadi:
  • Konkoidal, permukaan halus dan melengkung seperti kenampakan kerang atau pecahan botol. Contoh: Kuarsa
  • Splintery, permukaan seperti serat atau abon. Contoh: Asbes, Gypsum dan Augite.
  • Even, bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan halus. Contoh: Muscovite, Galena.
  • Uneven, permukaan kasar dan tidak teratur. Contoh: Pirit, Kalkopirit, Hematite.
  • Hackly, permukaan kasar, tidak teratur dan runcing. Contoh: Silver, Gold, dan Platinum.
8.      Berat Jenis
                              Berat jenis adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Cara yang umum untuk menentukan berat jenis adalah dengan menimbang mineral tersebut terlebih dahulu, misalnya beratnya X gram. kemudian mineral ditimbang kembali dalam keadaan didalam air, misalnya Y gram. Berat terhitung dalam keadaan didalam air adalah berat mineral dikurangi dengan berat air yang volumenya sama dengan volume butir mineral tersebut. Contoh: Galena (SG: 7,5), perak (SG: 10-12).
Berat jenis adalah angka perbandingan antara berat suatu mineral di bandingkan dengan berat air pada volume yang sama.
9.      Sifat Dalam (Tenacity)
                  Sifat dalam adalah kemampuan suatu mineral untuk pecah. Tenacity ini dapat dibagi menjadi:
  • Brittle, bisa dipotong dan hancur menjadi pecahan runcing. Contoh: Kuarsa
  • Malleable, dapat ditempa menjadi lapisan pipih dan tanpa pecah. Contoh: Emas
  • Sectile, dapat dipotong dengan pisau menjadi keping-keping tipis. Contoh: Gipsum
  • Flexible, dapat dibentuk tapi tidak bisa dikembalikan kembali jika gaya ditiadakan. Contoh: Talc, selenit
  • Elastic, dapat dibentuk dan dapat dikembalikan kembali seperti semula. Contoh: Muskovit
10.  Diaphanity
                  Diaphanety adalah kemampuan mineral untuk meneruskan cahaya. Diaphanety dapat dibagi menjadi:
  • Trasparent, benda dapat tampak bila dipandang melalui suatu mineral. Contoh: Kuarsa, Kalsit, Biotit.
  • Translucent, cahaya dapat diteruskan oleh mineral, namun benda dibalik mineral tidak tampak jelas. Contoh: Gipsum.
  • Opaque, tidak ada cahaya yang diteruskan walaupun pada keping tertipis. Contoh: Magnetik, Pirit.
11.  Special Properties
Special Peoperties
Mineral
Rasa
Asin
Halit
Pahit
Epsomit
Feel
Soapy / Seperti sabun
Talk, Bentonit
Greasy / Berminyak
Grafit
Bau
Bawang putih
Mineral As
Lobak
Mineral-mineral Se
Belerang
S
Arang
Batubara, Lignit
Tanah
Kaolin basah
Kelistrikan
Bermuatan listrik jika digosok dengan kain
Intan, Topaz, Turmalin
Bermuatan listrik jika dipanasi
Turmalin, Kuarsa
Bermuatan listrik jika ditekan
Kuarsa
Berdaya hantar listrik
Cu, Fe
Kemagnetan
Bersifat magnetik
Magnetit, Pirotit, Ferroplantin
Serbuknya tertarik magnet
Magnetit, Pirotit
Daya Hantar Panas
Konduktor
Cu, Fe
Isolator
Asbes, Mika
Keradioaktifan
Mineral bersifat radioaktif
Uranitit, Pitchblende
Fesforisensi
Dapat bercahaya/bersinar setelah terkena sinar matahari
Barium sulfida, Kalsium sulfida
Fluorisensi
Dapat bercahaya bila mineral terkena cahaya
Fluorit, Barium, Willemite
12.  Kemagnetan
                  Kemagnetan adalah sifat mineral terhadap daya tarik magnet. Dalam  determinasi mineral berdasarkan sifat kemagnetannya dibagi menjadi :
  • Ferromagnetik
    Mineral dikatakan memiliki sifat ini jika mineral dengan mudah tertarik oleh gaya magnet, seperti mineralMagnetit dan Phyrhotit.
  • Diamagnetik
    Mineral dikatakan memiliki sifat ini jika tidak tertarik oleh gaya magnet.
  • Paramagnetik
    Mineral dikatakan memiliki sifat ini karena dapat tertarik oleh gaya magnet tapi tidak sekuat ferromagnetik.
                  Cara mengetahui sifat kemagnetan mineral dapat dilakukan dengan metode sederhana, yaitu dengan mendekatkan magnet batang ke mineral dengan perlahan-lahan kemudian perhatikan gejala yang diperlihatkan oleh mineral selanjutnya sesuai dengan sifat kemagnetan seperti yang disebutkan diatas.
C. Kegunaan Mineral
            Manfaat mineral untuk tubuh sangat banyak. Berbagai jenis mineral yang ada memiliki fungsi masing-masing yang sangat penting untuk tubuh kita. Sebagian besar mineral membantu untuk menjaga metabolisme dan keseimbangan air dalam tubuh, serta menjaga kesehatan tulang.
                   Beberapa manfaat mineral diantaranya adalah :
·         Boron : Bermanfaat untuk kesehatan tulang, menjaga fungsi otak, anti penuaan, menjaga kesehatan seksual, mencegah kanker, mengobati penyakit alzheimer, dan nyeri otot.
·         Kalsium : Menjaga kesehatan tulang, mencegah artritis, menjaga kesehatan gigi, berperan dalam penurunan berat badan, mencegah kanker usus besar, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi.
·         Tembaga : Bermanfaat untuk fungsi otak, perawatan kulit, radang sendi, infeksi tenggorokan, kekurangan hemoglobin, kekebalan, dan penyakit jantung.
·         Mangan : Menjaga metabolisme tubuh, mencegah osteoporosis, kelelahan, peradangan, epilepsi, menjaga fungsi otal dan alat reproduksi.
·         Fosfor : Menjaga kesehatan tulang, fungsi otak, perawatan gigi, metabolisme tubuh dan fungsi seksual.
·         Kalium : Mengatur tekanan darah, mencegah penyakit jantung, gangguan otot, kram, gangguan ginjal, radang sendi, dan menjaga ketersediaan air dalam tubuh.
       Berbagai manfaat mineral tersebut tentunya bisa Anda dapatkan dari makanan sehari-hari yang Anda makan, seperti sayuran dan buah-buahan.

                   Berikut ini beberapa manfaat air mineral yang jarang Anda ketahui:
§   Menjaga keseimbangan tubuh
       Sebagian besar tubuh manusia tersusun dari air. Fungsi air ini adalah untuk proses pencernaan, penyerapan sari makanan, sirkulasi darah dalam tubuh, transportasi nutrisi, dan mempertahankan suhu tubuh. Tubuh manusia mempunyai mekanisme dalam mempertahankan keseimbangan asupan air yang keluar dan masuk dalam tubuh. Rasa haus merupakan mekanisme yang normal dalam mempertahankan asupan air dalam tubuh.
§   Meningkatkan Energi
Kegiatan seharian pasti membuat tubuh kelelahan, hal ini bisa disebabkan oleh dehidrasi. Minum satu atau dua gelas air mineral dapat membantu menjaga kesegaran di tengah aktivitas.
§   Memperlancar sistem pencernaan
Mengkonsumsi air mineral dalam jumlah cukup setiap hari akan memperlancar sistem pencernaan, sehingga kita akan terhindar dari masalah-masalah pencernaan seperti maag ataupun sembelit. Mineral yang terkandung pada air mineral seperti klorida dan bikarbonat sangat penting dalam membantu pencernaan serta menyeimbangkan keadaan asam lambung dan usus. Karena itu, air mineral membantu dalam optimasi manfaat yang diperoleh oleh tubuh melalui makanan dengan pencernaan yang efektif sehingga nutrisi makanan dapat diekstrasi dengan benar.


§   Membantu detoksifikasi tubuh
Racun yang mengendap pada bagian pencernaan, khususnya limpa, hati dan ginjal bisa dibuang dan dihilangkan dengan mengkonsumsi air mineral secara teratur dalam jumlah yang tepat. Dengan memberikan cairan yang cukup pada ginjal dan hati, maka organ tersebut akan dapat bekerja lebih optimal.
§   Kesehatan kulit
Saat kekurangan cairan, tubuh akan menyerap kandungan air dari dalam kulit sehingga kulit menjadi kering dan berkerut. Mengkonsumsi air mineral tidak hanya menjaga kelembaban kulit saja, tetapi juga membuang racun dalam tubuh sehingga kulit senantiasa terjaga kesehatannya dan menghidrasi sel-sel kulit, mengangkat kotoran serta meningkatkan sirkulasi dan aliran darah, sehingga kulit menjadi lebih segar dan cerah sepanjang hari.






































Daftar Pustaka


Tidak ada komentar:

Posting Komentar